Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Perempuan yang Menanggung Dunia dan Seisinya: Bukit Kesengsaraan

Gambar
     Perempuan itu berjalan dengan terseok-seok. Ia benar-benar harus berhati-hati menapak jalanan di depannya. Dengan matanya yang tersisa, ia bersusah payah memandang dunia tidak hanya dari satu sisi. Seperti halnya jalan bebatuan yang kini dipijak kaki kecilnya. Ia harus melebarkan matanya yang tinggal satu, mengasah mata kakinya dengan insting agar jalan yang ia tempuh benar-benar mengantarkannya ke tujuan selanjutnya.     Bukit Kesengsaraan. Orang-orang yang mendengar nama bukit itu sudah pasti akan menarik kakinya jauh-jauh. Enggan mengakrabi sumber kesengsaraan yang bahkan sudah memburu hidup mereka tanpa perlu repot-repot didekati. Dahulu, pernah ada seorang pemuda yang nekat mendaki bukit itu. Ia sangat penasaran dengan kesengsaraan dalam hidupnya yang tidak pernah berhenti barang sehari. Minggu sebelumnya, rumahnya hancur terkena badai. Hari berikutnya ternaknya dicuri, sepuluh ekor sapinya hilang tanpa sisa. Belum kering bekas sengsara di dadanya, esoknya ia kehilangan ibu u

Perempuan yang Menanggung Dunia dan Seisinya: Sungai Airmata

Gambar
      Pada zaman dahulu, hiduplah seorang perempuan yang senang mendengarkan cerita. Setiap hari, ia berkelana dari hutan ke hutan demi memperoleh cerita baru untuk ia simpan. Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang pertapa. Pertapa itu memberinya kabar bahwa di atas Gunung Wakiwaki hidup seorang juru cerita yang sangat melegenda. Ia telah hidup lebih dari 100 tahun  dan telah berkelana sampai ke ujung dunia. Konon, juru cerita itu tinggal di sebuah gua berdindingkan ingatan, berlantaikan kenangan serta beratapkan cerita.     Mendengar hal tersebut, perempuan itu lantas bergegas meniti jalan menuju Gunung Wakiwaki. Jalanan menuju ke sana tidaklah mudah. Ia harus melewati Sungai Airmata, Bukit Kesengsaraan, Padang Kesedihan serta mendaki Puncak Pengkhianatan. Setelah beberapa lama berjalan, sampailah ia dipemberhentian pertama yaitu Sungai Airmata. Perempuan itu diam. Berpikir bagaimana caranya ia dapat menyeberangi sungai. Arusnya sangat deras dan ia baru saja ingat ia tak bisa berenan

Kisah Wanita dalam Gua

Dahulu kala, hiduplah seorang wanita yang sepanjang hidupnya tinggal dalam sebuah gua. Ia hanya sesekali keluar untuk mengumpulkan bahan makanan. Baginya, tidak ada tempat yang lebih hangat dan nyaman selain gua yang ia sebut rumah itu. Maka setiap kali cadangan makanannya terkumpul, ia bergegas menuju guanya lagi. Tidak ada alasan untuknya tinggal lebih lama di luar sana. Suatu hari, datanglah sesosok manusia ke dalam gua, namanya Pengembara. Orang itu lantas bercerita tentang kisah hidupnya yang kerap berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagaimana ia bertemu banyak manusia di luar sana dan belajar dari kisah-kisah yang dituturkannya. Sampailah ia pada cerita perjalannya mengarungi samudra. Ia menggambarkan air yang maha luas itu dengan sempurna. Ia bercerita tentang merdunya suara debur ombak yang memecah pantai. Angin yang menerbangkan anak-anak rambutnya dan mendorong layar kapalnya jauh menepi ke sebuah pulau baru. Ia juga menggambarkan ikan yang berenang seperti sedang