THE GIRL WHO DRANK THE MOON : Sihir yang Tersembunyi





Penulis    : Kelly Barnhill
Penerbit   : Picadilly Press
Tahun       : 2017
Tebal        : 386 halaman
Bahasa      : Inggris (Sudah ada versi terjemahan bahasa Indonesia)



Salam literasi!
Awalnya, saya melihat novel karya Kelly Barnhill ini di aplikasi iPusnas dengan daftar tunggu baca yang sangat panjang. Pada saat itu, saya langsung tertarik dengan judulnya. The Girl Who Drank The Moon. Setelah ikut mengantre dan tak kunjung mendapatkan kesempatan untuk meminjam buku ini di iPusnas, maka saya memutuskan untuk membelinya. Dan, kebetulan yang saya beli adalah versi berbahasa Inggris. Berikut saya tuliskan pengalaman saya saat dan setelah membaca buku ini.

SINOPSIS
Cerita ini berlatar di sebuah tempat bernama Protectorate. Sebuah daerah di mana kabut selalu menyelimut sepanjang waktu, seolah-olah menjadi cermin dari kesedihan hati  para penduduknya. Setiap tahun sekali, para ibu harus merelakan bayinya yang termuda untuk dibawa ke hutan dan diserahkan pada penyihir untuk dimakan. Tradisi tersebut sudah berlangsung selama lima ratus tahun.

Penduduk Protectorate hidup terisolasi. Tidak ada satu orangpun yang pernah meninggalkan desa ataupun masuk ke dalam hutan. Bagi mereka, hutan dan dunia luar itu adalah tempat di mana bahaya mengintai. 

Protectorate dipimpin oleh beberapa tetua desa dan salah satunya adalah Gherland yang mempunyai keponakan bernama Antain. Dia adalah anak laki-laki yang digadang-gadang menjadi penerus tetua di Protectorate. Para tetua inilah yang bertugas membawa bayi persembahan ke dalam hutan.
Nah, pada suatu hari pengorbanan, Antain untuk pertama kalinya ikut bertugas sebagai Elder in-training. Di sana, ia mengalami kejadian yang akan menghantuinya seumur hidup. Ia menyaksikan bagaimana kepedihan seorang ibu yang anaknya dirampas secara paksa. Ibu itu mengaum, memberontak untuk mempertahakan anak dalam gendongannya. Akan tetapi, tentu saja wanita malang itu tidak bisa menyelamatkan anaknya dari tradisi.

Dipercayai, penyihir hidup di dalam hutan. Dan, ya. Ia  benar-benar ada. Namanya, Xan. Setiap tahun di hari pengorbanan, Xan akan berangkat ke tepian hutan Protectorate untuk mengambil bayi yang ditinggalkan. Namun, sebenarnya ia tidak pernah tahu kenapa bayi-bayi lucu itu dibuang. Ya, Xan adalah seorang penyihir. Tapi, ia tidak memakan bayi manusia. Bayi yang ia ambil akan ia bawa ke kota bagian lain dan memberikannya kepada keluarga-keluarga yang bisa menyanyangi bayi tersebut.

Perjalanan menuju seberang kota sangatlah jauh, bahkan untuk Xan si penyihir. Oleh karena itu, ia membutuhkan banyak persediaan botol susu untuk bayi-bayi yang ia selamatkan. Namun, saat susu yang dibawanya sudah tidak bersisa, Xan akan mengambil cahaya bintang di langit dan memberikannya kepada bayi tersebut. Suatu hari, Xan secara tidak sengaja mengambil cahaya bulan dari langit dan memberikannya pada bayi yang dibawanya.

Nah, dari sanalah sebenarnya alur kisah ini dimulai. Saat di mana Xan memutuskan merawat sendiri bayi yang kemudian ia beri nama Luna. Di sisi lain, ada Antain yang setiap hari sepanjang hidupnya mempertanyakan tradisi di Protectorate. Ada juga ibu bayi yang kemudian di kurung di sebuah menara tempat para Sister of the Stars tinggal. Sister of the Star ini sepemahaman saya adalah semacam perkumpulan para biarawati yang setiap harinya didedikasikan untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Perkumpulan itu dipimpin oleh seorang wanita bernama Suster Ignatia.

Nah, apa hubungan dari orang-orang ini dengan sihir serta Protectorate?



REVIEW

Novel ini bergenre fantasi yang bisa dinikmati oleh semua kalangan mulai dari anak-anak maupun dewasa. Apalagi, tema besar dari cerita ini sebenarnya adalah kasih sayang dan keluarga. Dari segi kepenulisannya, Kelly Barnhill benar-benar menceritakan kisah ini dengan sangat detail. Mulai dari penggambaran setting tempat maupun karakter dari setiap tokohnya. Pilihan katanya pun bisa dikatakan sangat indah. Banyak dialog-dialog yang mendalam namun dikemas dengan ringan. Namun di sisi lain, menurut saya pribadi alurnya cenderung lambat sehingga untuk menyelesaikan novel ini saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sekedar meneruskan membaca. Mungkin saja pertimbangannya adalah setting waktu cerita yang rentangnya 13 tahun.
Selain itu, klimaks dari cerita ini kurang sedepadan dengan narasi awal yang sudah dibangun sedemikian apik dan detail. Seperti kurang greget. Tapi secara keseluruhan, saya sangat mengapresisasi imajinasi Kelly dalam membangun sebuah dunia baru yang didominasi oleh rawa-rawa.


QUOTES

Saat membaca novel ini, saya menemukan beberapa kalimat yang saya suka. Berikut adalah kutipannya,

Sorrow is dangerous. Memories are slippery. (page 162)

A story can tell the truth, she knew, but a story can alsoo lie. Stories can bend and twist and obsfuscate. Controlling stories is power indeed. (page 309)

How many feelings can one heart hold? She looked at her grandmother. At her mother. At the man protecting his family. Infinite, Luna thought. The way the universe is infinite. It's light and dark and endless motion; it is space and time, and space within space, and time within time. And she knew,; there is no limit to what the heart can carry. (page 364)


PESAN MORAL DAN SOSIAL
Sebagai tipe pembaca yang percaya bahwa setiap kisah itu merupakan sebuah pembelajaran, maka dari novel The Girl Who Drank The Moon ini, ada beberapa pesan moral yang bisa diambil seperti:

- Jangan biarkan kesedihan menguasai hati kita.
- Jadilah manusia yang selalu berpikir kritis terhadap situasi yang dihadapi dalam lingkungan tempat kita tinggal.
- Jangan pernah menilai sesuatu hal hanya dari tampilan luarnya saja.
- Perjuangkan apa yang menurut kita benar.


Demikian ulasan singkat tentang novel The Girl Who Drank The Moon karya Kelly Barnhill. Kalian bisa membacanya secara gratis di aplikasi iPusnas atau bisa langsung membeli di toko buku secara offline ataupun online. Dan yang tidak kalah penting, kalian bisa memilih versi berbahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. 

Selamat berpetualang melalui kata-kata! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Happy birthday Gagas!

Perempuan yang Menanggung Dunia dan Seisinya: Bukit Kesengsaraan