I want or I will?
Bonsoir!!
Selamat malam Indonesia! Akhirnya setelah berbulan-bulan
tergoda dalam kemanisan drama, anime dan tugas berbisa sehingga harus vakum
nulis *tear* saya kembali ke dalam garis edan eh edar saya yang sesungguhnya.
Alhamdulillah masih ingat cita-cita! *benerin jilbab*
Ngomong-omong soal cita-cita nih (bukan Cita Citata
lho ya), saya pengin share pengalaman pribadi saya waktu diputusin sama pacar
saya (ehh… bukan ini ngaco), maksudnya pengalaman saya bulan ini yang bikin
saya senyum-senyum sepanjang perjalanan pulang kala itu. Tentu saja berkaitan
dengan salah satu cita-cita saya. J
Oke sekarang mulai serius ya ceritanya…
Hari itu hari Jumat bulan April tanggal 24, saya punya
firasat hari itu saya akan ditunjuk menjadi presenter pada mata kuliah Micro
Teaching. Dan… Feeling saya benar adanya. Sebagai informasi saja, dalam micro
teaching class semua mahasiswa diharapkan bisa berlatih menjadi seorang guru
sebelum praktik di lapangan pada semester selanjutnya.
Singkat cerita, majulah saya waktu itu. Tapi poin yang
akan saya tekankan pada sesi curhat ini adalah saat kelas micro teaching itu
berakhir, tiba-tiba dosen saya mendatangi saya yang lagi beres-beres mau
pulang. Beliau membawa sebuah benda yang saya kira itu adalah sumpit mie ayam
yang nyesep di bendelan kertas yang saya kumpulkan ke beliau. Nyatanya saya
salah. Yang beliau bawa itu adalah sebuah pensil kayu. Lalu dengan tatapan agak
heran saya mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut beliau.
“Ini
pensil saya dapat ketika saya pelatihan nasional di hotel. Semoga kelak ketika
Anda menjadi seorang guru yang baik, Anda akan mengingat saya ketika melihat
pensil ini.”
Saya
nganga. Speechless dan langsung berfantasi menjelma menjadi seorang Ranchondas
Shamalndas Chancad versi cewek tentunya. Saya gak bisa bilang apa-apa selain
terima kasih dan berdoa semoga saya bisa menjaga amanat beliau kelak ketika
saya mengabdi untuk pendidikan di manapun dan kepada siapa pun. Tujuan saya
menulis ini inshaallah bukan untuk pamer, tapi lebih berbagi pengalaman saja.
Jadi ingat obsesi terbesar saya dalam hidup untuk
menjadi relawan untuk UNICEF, apa bisa ya?
“Take me for the
magic of the moment on a glory night when the
children of tomorrow share their dream with you and me (you and me)- Wind
of Change, Scorpion”
Waaaah… kok kayaknya amazing banget ya jadi seorang
guru yang hebat seperti Rancho yang jadi tempat anak-anak sedunia membagi
mimpi-mimpi hebat mereka! :’)
Saya baru sadar tulisan ini acak sekali, ya! Ya gak
papa lah. Sampai jumpa lagi… :D
Au revoir!
Komentar
Posting Komentar