Daur: awan
Pada mendung yang mengambang di angkasa
kau coba titipkan kesedihanmu
lewat titik-titik air yang menguap
hilang dari permukaan wajahmu
Kau lengkungkan bibirmu
pada hari yang kau jalani
pada batu
pada rumput
pada suara-suara gaduh
yang memekakkan telinga
dan mengikis
sedikit demi sedikit
lengkung sempurna yang mati-matian
kau gambar semalaman
Pada ujung hari
saat sudut lengkungmu berubah
menjadi garis lurus
kau akan kembali
menabung kesedihanmu
menjadi bergulung-gulung
awan bercorak abu
kelabu
sama seperti hidup selalu memperlakukanmu
Sedih yang susah payah kau uapkan
lengkung sempurna yang kau paksakan
berganti ganti menguasai langitmu
pada akhirnya
sedih itu mustahil lenyap
ia menyapamu pada setiap awan yang kau lihat di langit
samar dan jauh
tapi
tetap ada.
Komentar
Posting Komentar